Shalat itu Haram VS Musik itu Halal
Allah SWT menciptakan alam ini dengan sempurna, segala yang ada di alam ini adalah ciptaannya., dan segala yang diciptakannya berpasang-pasangan, baik buruk, besar kecil jauh dekat, pintar bodah, dsb. Allah juga menciptakan segalanya dengan sempurna tak ada yang kurang, mulai dari yang sekecil atom sampai sebesar bintang tak ada yang terlupa. Ciptaan Allah tersebut detujukan kepada manusia sebagai fasilitas untuk hidup menjadi pemimpin dari makhluk yang lain dan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Allah Berfirman dalam Al-Qur'an :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( Q.S. Al- Baqarah: 30 )
Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56)
Dan firman Allah yang berbunyi:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], padahal kamu Mengetahui. (Q.S. Al- Baqarah: 22)
Atas nikmat- nikmat tersebut tinggal bagaimana kita mensyukurinya, cara mensyukurinya pun bukan hanya dengan ucapan melainkan dengan perbuatan. Untuk menyempurnakan syukur kita yaitu mencari ilmu atas hal tersebut. Karena dengan ilmu kita mampu mengatahui sesuatu dari hal yang fundamental sampai semaksimalnya dan kadang yang tersembunyi pun dapat nampak dan diketahui. Dengan itu kita lebih percaya atas kekuasaan Allah SWT dan dengantampa sengaja kita bersyukur kepadanya.
Sungguh Indah Allah SWT dimana keindahannya tak terbayangkan, walaupun wanita cantik, pria tampan,bidadari, emas, intang, permata dan semuanya yang mengandung keindahan kemudian dikumpulkan bersama keindahan syurga maka tak akan mampu mengalahkan keindahan Allah SWT walau cuma sepersen pun. Karena dialah yang menciptakan keindahan dan kenikmatan yang tak tesbatas.
Alasan Umum Mengapa Musik diharamkan?
Musik adalah salah satu ciptaan Allah yang mengandung keindahan yang tersendiri maksudnya musik memang diciptakan sebagai hiburan atau suatu teman disaat seorang sedih ,bahagia, kesepian, dsb. Tapi timbul pertanyaan apakah Al-Qur’an sebagai kitab suci tidak sanggup menenangkan pikiran disaat gelisah dan mampu membahagiakan disaat kita sedih apabila kita membacanya atau mendengarkannya! Tentunya Al_Qur’an lebih dari itu dan telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai janji bahwa Al-Quran adalah obat segala penyakit baik penyakit medis maupun non medis. Sebagai nilai tambah, apabila kita membaca Al_Qur’an atau mendengarkannya maka kita mendapatkan pahala yang telah dijanjikanNya. Dengan demikian apakah kita mesti meninggalkan musik sebagai penghibur pada berbagai keadaan! Dan apakah fungsi Al-Quran melebihi dari fungsi musik itu sendiri. Inilah salah satu sebab sehingga banyak orang mengharamkan musik. Oleh karena mereka lebih memilih Al-qur’an sebagai penghibur daripada musik yang tak jelas tujuannya.
Alasan lain yakni beberapa pihak mengira bahwa musik adalah hal yang sia-sia. Musik hanya membuat seseorang khilaf, membuang waktu, lupa diri, dan menghantarkan untuk lupa kepada sang Khalik. Menurut pendapat yang tidak simpatik terhadap musik mengira bahwa lirik lagu itu adalah perkataan yang sia- sia, sedang perbuatan yang sia- sia itu adalah hal yang tidak disukai Allah SWT.
Mengenai kesia-siaan Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ . مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ . يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ . بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ .لا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنْزِفُونَ . وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ . وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ . وَحُورٌ عِينٌ . كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ . جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا تَأْثِيمًا
Artinya: Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,(Q.S Al-Waqiah 15- 25)
Ayat diatas menjelaskan tentang rincian janji Allah sebagai balasan bagi orang yang enggang mendengarkan perkataan yang sia-sia dan tidak mengeluarkan perkataan yang menimbulkan dosa. Sungguh besar harapan Allah SWT kepada hambanya untuk meninggalkan hal-hal yang sia-sia sehingga balasanya pun diperjelas secara rinci dalam ayat Al-Qur’an tadi. Dalam hal ini sebagian mereka menyatakan bahwa musik dan lirik lagu itu merupakan hal yang sia-sia.
Adapula yang mengira bahwa musik adalah nyanyian syetan, dimana para musisi yang kehidupannya di diantara syetan-syetan yang haus akan hal itu. Musik hanya cocok di tempat-tempat maksiat, hanya cocok dimainkan oleh para pengangguran dsb.
Dan salah satu sebab umum orang berpandapat bahwa musik itu haram karena musik lahir di kalangan kaum Nasrani. Musik adalah alat penyembahan orang-orang Nasrani atau sebagai penghubung kepada tuhannya. Tujuh nada dalam musik diberi nama dari tujuh murid terkasih Yesus Keristus. Maka sebagai umat Islam apakah kita masih mau menikmati dan melaksanakan musik itu? Pada awal-awal perkembangan musik Para composer-composer kebanyakan dari kalangan Nasrani, mereka berkarya untuk gereja dan berkarya atas nama Yesus Keristus, syair-syairnya pun kebanyakan mengandung ketuhnan Yesus Keristus. Selain itu Musik adalah hal yang sakral bagi mereka, musik merupakan media penghubung kepada tuhannya.
Siapa bilang Musik itu Haram?
Pada pasal ini saya menjelaskan jawaban- jawaban pertanyaan diatas tentang haramnya musik. Dimana pertaanyaan dan pernyataan diatas sebagai alasan umum sehingga musik diharamkan.
Pertaanyaan pertama apakah kita mesti meninggalkan musik sebagai penghibur pada berbagai keadaan! Sedang sudah ada Al-Qur’an bacaan yang lebih sesuai diberbagai keadaan sekaligus bacaan yang mengandung Hak (kebenaran).
Al-Qur’an adalah ayat-ayat Allah yang dimushfkan atau ayat-ayat Allah yang tertulis. Sedangkan selain itu adalah ayat-ayat Allah SWT yang tidak tertulis. Setiap sesuatu itu senangtiasa selalu bertasbih atas kebesaran Allah dengan cara mereka sendiri.
Artinya: Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,(Q.S Al-Waqiah 15- 25)
Ayat diatas menjelaskan tentang rincian janji Allah sebagai balasan bagi orang yang enggang mendengarkan perkataan yang sia-sia dan tidak mengeluarkan perkataan yang menimbulkan dosa. Sungguh besar harapan Allah SWT kepada hambanya untuk meninggalkan hal-hal yang sia-sia sehingga balasanya pun diperjelas secara rinci dalam ayat Al-Qur’an tadi. Dalam hal ini sebagian mereka menyatakan bahwa musik dan lirik lagu itu merupakan hal yang sia-sia.
Adapula yang mengira bahwa musik adalah nyanyian syetan, dimana para musisi yang kehidupannya di diantara syetan-syetan yang haus akan hal itu. Musik hanya cocok di tempat-tempat maksiat, hanya cocok dimainkan oleh para pengangguran dsb.
Dan salah satu sebab umum orang berpandapat bahwa musik itu haram karena musik lahir di kalangan kaum Nasrani. Musik adalah alat penyembahan orang-orang Nasrani atau sebagai penghubung kepada tuhannya. Tujuh nada dalam musik diberi nama dari tujuh murid terkasih Yesus Keristus. Maka sebagai umat Islam apakah kita masih mau menikmati dan melaksanakan musik itu? Pada awal-awal perkembangan musik Para composer-composer kebanyakan dari kalangan Nasrani, mereka berkarya untuk gereja dan berkarya atas nama Yesus Keristus, syair-syairnya pun kebanyakan mengandung ketuhnan Yesus Keristus. Selain itu Musik adalah hal yang sakral bagi mereka, musik merupakan media penghubung kepada tuhannya.
Siapa bilang Musik itu Haram?
Pada pasal ini saya menjelaskan jawaban- jawaban pertanyaan diatas tentang haramnya musik. Dimana pertaanyaan dan pernyataan diatas sebagai alasan umum sehingga musik diharamkan.
Pertaanyaan pertama apakah kita mesti meninggalkan musik sebagai penghibur pada berbagai keadaan! Sedang sudah ada Al-Qur’an bacaan yang lebih sesuai diberbagai keadaan sekaligus bacaan yang mengandung Hak (kebenaran).
Al-Qur’an adalah ayat-ayat Allah yang dimushfkan atau ayat-ayat Allah yang tertulis. Sedangkan selain itu adalah ayat-ayat Allah SWT yang tidak tertulis. Setiap sesuatu itu senangtiasa selalu bertasbih atas kebesaran Allah dengan cara mereka sendiri.
Allah berfiman:
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Q.S Al- Hadid 1)
Membaaca Al-Qura’an merupkan ibadah sedangkan bermusik sehingga pikiran tenang dan perasaan bahagia merupakan harapan Allah kepada hambanya yang Dia sayangi dan dikasihiNya. Bermusik sambil mengingat Allah SWT atas kebesarannya yang menciptakan keindahan musik dan dengan itu sudah termasuk Ibadah. Tak mungkinlah semua orang selalu mampu membaca Al-Qura’an disaat ia sedang stress walaupun Al-Qu’ran sudah jelas- jelas sebagai obat segala macam penyakit sekaligus sebagai ibadah. Begitu juga Shalat merupakan sebagai terapi segala macam penyakit. Tapi tak semua orang mampu melaksanakan segala macam shalat sunnah demi kesehatannya walaupun dia tahu bahwa shalat itu besar manfaatnya. Hidup ini butuh keseimbangan dunia akhirat dan itu merupakan perintah Allah SWT.
Mengenai kesia-siaan sehingga seseorang mengharamkan musik itu hanya masalah positif negatifnya sesuatu. Segala sesuatu mempunyai sifat poitif negative. Musik yang kadang membuat orang lupa diri, tapi itu hal yang wajar karena bukan saja musik yang kadang membuat orang lupa diri seperti seseorang konsent atas pekerjaannya sehingga lupa diri dan juga ketika seseorang mengadakan transaksi dsb. Masih banyak keadaan yang kadang membuat seseorang sehingga perbuatannya sia-sia. Jadi kalau begitu seharusnya bukan saja musik yang slalu dijadikan bahan dimeja perdebatan. Atau sekalian musik dihilangkan dari meja perdebatn karena alasan masih banyak hal yang lebih penting yang harus diperdebatkan. Dari kalangan ulama sering terjadi perbedaan pendapat mengenai musik kenapa demikian! Karena mereka melihat di berbeda sisi, yang satu melihat dari sisi negative dan yang lainnya melihat disisi positifnya.
Sesuai dengan judul tulisan saya ini yakni “Shalat itu haram sedang musik itu halal”, ini merupakan gambaran yang melibatkan diri saya untuk menjelaskan bahwa melihat sesuatu harus benar-benar dari berbagai sisi, kalau tidak maka bisa berakibat fatal. Berhubungan dengan pernyataan ini bahwa shalat itu haram karena saya melihat shalat itu dari satu sisi saja. Kadang ada orang yang menyatakan dirinya Islam akan tetapi mereka tidak lain hanyalah mendustakan agama sendiri, medustakan agama tentunya tidak jauh dari haram, atau pantaslah dikatakan perbuatan haram. Siapakah orang yang mendustakan agama itu, tidak lain adalah orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam shalatnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka Kecelakaanlah Bagi Orang-Orang Yang Shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Q.S. Al-Maun 1-7)
Jadi sekali lagi bahwa pernyataan tersebut diatas hanyalah sebagai sebuah contoh pengandaian saya yang melihat sesuatu itu hanya satu sisi saja. Dengan harapan janganlah memandang sesuatu hanya melihat dari satu sisi saja. Yang pasti shalat tetap merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tidak boleh dilalaikan.
Bantahan umum terakhir yakni musik diharamkan karena musik lahir dikalangan kaum Nasrani, apakah ini berarti bahwa ummat muslim diharamkan bermusik dan memainkannya!. Dan membiarkan para kaum Nasrani menguras tenaga, pikiran dan perasaannya demi mempelajari, berkarya dan mengkaji musik itu sendiri, sedangkang ummat muslim tinggallah mengeritik saja. Musik juga mempunyai Ilmu tersendiri sama dengan Ilmu-ilmu yang lainnya. Musik diturunkan dikalangan kaum Nasrani karena sifat Ar-Rahman Allah, diman sifat Ar-RahmanNya itu bermakna bahwa Dia tidak memandang siapapun hambanya yang beriman maupun tidak dan yang berserah diri dengan yang ingkar. Seandainya Allah SWT menurunkan musik itu dikalangan kaum muslimin di tanah arab, munkin sekarang musik itu sudah menjadi syariah dalam Islam, tapi Allah SWT menurunkan musik itu di kalangan kaum nasrani maka janganlah kita meninggalkannya karena sekali lagi Allah SWT menciptakan musik juga merupakan sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya bagi yang memanfaatkannya. Tak ada bedanya antara tasbih yang sering kita pake menyebut namaNya dengan gitar yang dipetik sembil menyebut namaNya. Tasbih dan alat musik itu sama-sama sebuah media untuk menyebut namaNya. Selain sifat Ar-Rahman juga Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahim yang artinya Maha Pengasih. Allah SWT memberikan apa-apa yang dibutuhkan hambanya dalam kehidupan dunia ini, etapi di Akhirat kelak Allah SWT sudah pilih kasih dimana Ia mempunyai sifat Ar-Rahim yang maksudnya Allah SWT memberikan kebahagian kepada hambanya khusus kepada yang berserah diri kepadaNya saja. Allah SWT sudah membedakan dan memisahkan hambanya yang beriman dan bertaqwa dengan hambanya yang ingkar di akhirat kelak.
Pengalaman...
Sejak saya kuliah di program studi pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, banyak sekali pengalaman yang menarik yang saya dapatkan termasuk juga pengalaman iman. Banyak orang merasa heran dengan jurusan yang saya pilih tersebut terutama senior-senior pesantren saya. Dimana salah seorang diantaran senior saya pernah berkata pada saya, dimana maksud hatinya mengatakan bahwa musik itu rancu dengan peribadi kamu, kamu adalah alumni Pesantren sedanmg musik itu tidak ada dalam pesantren pendeknya lagi musik itu bukan dari Islam juga tidak ada dalam Al-Qur’an dan secara otomatis musik itu tidak ada dalam Islam. Saya jawab, terimakasih atas perhatiannya kepada saya, anda mengatakan semua itu karena anda khawatir tentang keadaan saya, sekali lagi terima kasih. Lanjutnya saya bertanya ” Apakah ada mobil atau motor dalam Al-Qur’an dan ada di dalam Islam”? tanpa pikir panjang dia menjawab “tidak ada”. Saya bertanya lagi “dengan apa anda kesini dengan, motor kan”? Dengan jawaban yang ragu-ragu dia menjawab “Iya, saya kesini dengan motor”. Saya lanjut lagi “Kalau begitu secara tidak langsung anda sudah membicarakan diri anda sendiri dari tadi, anda mengatakan bahwa motor itu tidak ada dalam Al-Qur’an dan Islam tapi anda masih menggunakannya, kalau begitu dosa anda berkadar tinggi karena sudah tau tidak boleh tapi masih melakukannya”. Dia jawab, “Motor dan mobil kan adalah kendaraan sedang kendaraan itu ada dalam Al-Qur’an dan tidak apa-apa menggunakannya, Rasulullah sendiri ketika Isra’ Mi’raj menggunakan kendaraan, jadi Kendaraan itu ada dalam Islam dan khususnya motor dan mobil hukumnya boleh”. Saya mengatakan lagi “Kalau motor dan mobil adalah kendaraan maka saya juga mengatakan bahwa musik adalah hiburan, perhiasan dunia dan semua itu ada dalam Al-Qur’an dan Allah SWT sendiri membolehkannya, sebagaimana Allah berfirman pada surah Al-A’raf ayat 31, 32, dan 33, yang artinya:
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka Kecelakaanlah Bagi Orang-Orang Yang Shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Q.S. Al-Maun 1-7)
Jadi sekali lagi bahwa pernyataan tersebut diatas hanyalah sebagai sebuah contoh pengandaian saya yang melihat sesuatu itu hanya satu sisi saja. Dengan harapan janganlah memandang sesuatu hanya melihat dari satu sisi saja. Yang pasti shalat tetap merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tidak boleh dilalaikan.
Bantahan umum terakhir yakni musik diharamkan karena musik lahir dikalangan kaum Nasrani, apakah ini berarti bahwa ummat muslim diharamkan bermusik dan memainkannya!. Dan membiarkan para kaum Nasrani menguras tenaga, pikiran dan perasaannya demi mempelajari, berkarya dan mengkaji musik itu sendiri, sedangkang ummat muslim tinggallah mengeritik saja. Musik juga mempunyai Ilmu tersendiri sama dengan Ilmu-ilmu yang lainnya. Musik diturunkan dikalangan kaum Nasrani karena sifat Ar-Rahman Allah, diman sifat Ar-RahmanNya itu bermakna bahwa Dia tidak memandang siapapun hambanya yang beriman maupun tidak dan yang berserah diri dengan yang ingkar. Seandainya Allah SWT menurunkan musik itu dikalangan kaum muslimin di tanah arab, munkin sekarang musik itu sudah menjadi syariah dalam Islam, tapi Allah SWT menurunkan musik itu di kalangan kaum nasrani maka janganlah kita meninggalkannya karena sekali lagi Allah SWT menciptakan musik juga merupakan sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya bagi yang memanfaatkannya. Tak ada bedanya antara tasbih yang sering kita pake menyebut namaNya dengan gitar yang dipetik sembil menyebut namaNya. Tasbih dan alat musik itu sama-sama sebuah media untuk menyebut namaNya. Selain sifat Ar-Rahman juga Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahim yang artinya Maha Pengasih. Allah SWT memberikan apa-apa yang dibutuhkan hambanya dalam kehidupan dunia ini, etapi di Akhirat kelak Allah SWT sudah pilih kasih dimana Ia mempunyai sifat Ar-Rahim yang maksudnya Allah SWT memberikan kebahagian kepada hambanya khusus kepada yang berserah diri kepadaNya saja. Allah SWT sudah membedakan dan memisahkan hambanya yang beriman dan bertaqwa dengan hambanya yang ingkar di akhirat kelak.
Pengalaman...
Sejak saya kuliah di program studi pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, banyak sekali pengalaman yang menarik yang saya dapatkan termasuk juga pengalaman iman. Banyak orang merasa heran dengan jurusan yang saya pilih tersebut terutama senior-senior pesantren saya. Dimana salah seorang diantaran senior saya pernah berkata pada saya, dimana maksud hatinya mengatakan bahwa musik itu rancu dengan peribadi kamu, kamu adalah alumni Pesantren sedanmg musik itu tidak ada dalam pesantren pendeknya lagi musik itu bukan dari Islam juga tidak ada dalam Al-Qur’an dan secara otomatis musik itu tidak ada dalam Islam. Saya jawab, terimakasih atas perhatiannya kepada saya, anda mengatakan semua itu karena anda khawatir tentang keadaan saya, sekali lagi terima kasih. Lanjutnya saya bertanya ” Apakah ada mobil atau motor dalam Al-Qur’an dan ada di dalam Islam”? tanpa pikir panjang dia menjawab “tidak ada”. Saya bertanya lagi “dengan apa anda kesini dengan, motor kan”? Dengan jawaban yang ragu-ragu dia menjawab “Iya, saya kesini dengan motor”. Saya lanjut lagi “Kalau begitu secara tidak langsung anda sudah membicarakan diri anda sendiri dari tadi, anda mengatakan bahwa motor itu tidak ada dalam Al-Qur’an dan Islam tapi anda masih menggunakannya, kalau begitu dosa anda berkadar tinggi karena sudah tau tidak boleh tapi masih melakukannya”. Dia jawab, “Motor dan mobil kan adalah kendaraan sedang kendaraan itu ada dalam Al-Qur’an dan tidak apa-apa menggunakannya, Rasulullah sendiri ketika Isra’ Mi’raj menggunakan kendaraan, jadi Kendaraan itu ada dalam Islam dan khususnya motor dan mobil hukumnya boleh”. Saya mengatakan lagi “Kalau motor dan mobil adalah kendaraan maka saya juga mengatakan bahwa musik adalah hiburan, perhiasan dunia dan semua itu ada dalam Al-Qur’an dan Allah SWT sendiri membolehkannya, sebagaimana Allah berfirman pada surah Al-A’raf ayat 31, 32, dan 33, yang artinya:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al-A'raf: 31)
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Artinya: Katakanlah: "Siapakah Yang Mengharamkan Perhiasan Dari Allah Yang Telah Dikeluarkan-Nya Untuk Hamba-Hamba-Nya Dan (Siapa Pulakah Yang Mengharamkan) Rezki Yang Baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat]." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui. (Q.S. Al-A'raf: 32)
Artinya: Katakanlah: "Siapakah Yang Mengharamkan Perhiasan Dari Allah Yang Telah Dikeluarkan-Nya Untuk Hamba-Hamba-Nya Dan (Siapa Pulakah Yang Mengharamkan) Rezki Yang Baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat]." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui. (Q.S. Al-A'raf: 32)
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S. Al-A'raf: 33)
Catatan: Pengatahuan saya terbatas tentang ilmu Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunya sebuah ayat) dan Ilmu-ilmulain yang berkaitan dengannya, tapi saya tetap yakin bahwa ayat ini berhubungan dengan musik. Saya lebih yakin setelah membaca tafsir Al-Misbah mengenai ayat ini. Jadi saya meminta maaf apabila dalam artikel ini saya salah dalam mengutip ayat, itu karena pengatahuan saya masih rendah dibanding pengatahuan anda.
Kebahagiaan manusia adalah salah satu harapan Allah SWT atas hambanya, dimana Allah SWT mewariskan dan mengamanatkan dunia dan isinya sebagai fasilitas untuk beribadah kepadaNya. Allah SWT menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk sebagaimana ayat 33 diatas tadi. Ayat 31 surah Al-A’raf diatas jelas sekali menyinggung tentang perhiasan dunia. Menurut saya, perhiasan dunia sudah termasuklah kemewahan, hiburan dan sebagainya yang mengandung kindahan tapi dengan batas jangan berlebih lebihan. Sedangkan ayat 32 surah Al-A’raf maksudnya bahwa perhiasan dunia itu dikeluarkan untuk hamba-hambaNya yang beriman dan itu merupakan rezeki dari Allah SWT, kenapa kita mesti menolaknya!. dan Allah SWT berfirman pada akhir ayat 32 tadi “Siapakah yang mengharamkannya”?.
Ayat 32 diatas menjelaskan bahwa yang diharamkan itu hanyalah segala sesuatu yang buruk. dan siapakah yang mengatakan bahwa musik adalah sesuatu yang buruk! Allah SWT tidak menyukai orang yang mengada-adakan sesuatu padahal ia tidak mengatahuinya (akhir ayat 32 di atas). Mereka mengharamkan musik tapi mereka tidak mengatahui apakah hakikat musik itu, mereka tidak mengatahui bahwa dalam musik itu banyak keajaiban dan kebesaran Allah di dalamnya.
Pengalaman ke-2
Peristiwa kedua dari sekian banyak perisrtiwa yang pernah saya alami dan sangat menyinggung hati ketika suatu waktu dilaksanakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di kampung saya. Kebetulan waktu itu saya yang memimpin musik dengan keyboard dengan lantunan lagu-lagu shalawat sebagai hiburan sebelum dan selesainya acara. Waktu itu pembawa hikmah Maulid dibawakan oleh seorang Ma’had dari pesantren As’adiyah Sengkang (sejajar dengan Mahasiswa). Dimana pada saat ceramahnya berjalan beberapa lama, langsunglah ia membahas mengenai Pemuda dan diantara point pembahasannya bahwa hal yang merusak pemuda kita sekarang ini salah satunya adalah musik. Perasaan saya tersinggung, dalam hati saya mengatakan, Ya Allah… Apakah penceramah itu ada dalam kontrolmu, apakah kata yang keluar dari mulutnya adalah restumu, atau apakah dia sudah termasuk orang-orang yang mengada-adakan sesuatu sedang ia tidak mengatahuinya sebagaimana yang Engkau firmankan!.
Mengapa anda mengharamkan musik, bukankah anda orang berilmu! Orang berilmu harus menghormati setiap Ilmu. Orang berilmu yang takabburlah yang mengatakan bahwa musik itu haram. Musik adalah Ilmu Dunia, ciptaan Allah untuk hambanya di Dunia sebagaimana ilmu-ilmu yang lain. Ilmu dunia juga haruslah dituntut seperti Ilmu Fisika, Biologi, Geografi, Ilmu yang berhubungan dengan kesehatan dan sebagainya.
Mengapa ilmu dunia harus dituntut! Perhatikan sabda Rasululluh yang artinya “Tuntutlah Ilmu walau di Negeri Cina”. Sebelumnya kita harus yakin bahwa setiap sabda Beliau selalu mengandung hikmah yang sangat luas, semakin dikaji semakin meluas bagaikan menggali sumur, semakin digali semakin dalamlah ia. Setiap sabdanya merupakan Ilmu yang sangat besar oleh karena segala perkataan dan perbuatan Rasulullah SAWi selalu dalam genggaman Allah SWT dan merupakan tanggung jawab Allah SWT.
Mengapa Rasululluah mengatakan “Tuntutlah Ilmu walau di Negeri Cina”! padahal masih banyak negeri-negeri yang lain yang penduduknya mayoritas muslim. Memang Negeri Cina sejak dulu perkembangannya sangat baik khususnya pada bidang ilmu pengatahuan. Bahkan di zaman sebelum Nabi Muhammad SAW hidup, hanya ada dua negara adikuasa di dunia, yaitu Cina (Zaman dinasti Han) dan Roma, sedangkan Nabi Muhammad SAW hidup tahun 571 M - 632 M. Di zaman itu, Dinasti Sui yang baru saja berdiri dan kemudian digantikan oleh Dinasti Tang. Dan kita ketahui bersama bahwa di Negeri Cina, disana orang-orang menuntut ilmu tidak lain adalah ilmu dunia belaka. Menurut saya, Rasulullah SAW sendiri memerintahkan setiap ummatnya menuntut ilmu duniawi walaupun perintahnya itu secara tidak langsung. Inilah salah satu pernyataan bahwa Ilmu dunia juga harus dituntut dan lebih penting bahwa dengan ilmu dunia dapat membuat kita dekat kehadirat Allah SWT karena dengan Ilmu pengatahuan dapat mengantarkan manuasia atas kebesaran Allah SWT. Seperti dengan ilmu Biologi, kita dapat mengatahui betapa besar kuasanya Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan, bagaimana manusia, hewan dan tumbuhan itu bisa hidup yang mana banyak sekali proses yang terjadi di dalamnya sehingga mereka bisa mekar di dunia ini. Dalam ilmu Geografi orang mempelajari tentang bumi ini dan sebagainya, bagaimana Allah SWT menurunkan air dari langit dan sebagainya. Dalam Ilmu Fisika juga mempelajari tentang Alam ini, bagaimana bumi, bulan dan sebagainya berputar pada porosnya, semua itu tidak jauh dari kebesaran Allah SWT. Khususnya dalam Ilmu Musik disana juga orang belajar tidak terlepas dari kebesaran alam ciptaan Allah SWT. Bagaimana nada itu tercipta dan bisa menjadi sesuatu yang indah, bagaimana enam tali gitar yang berbeda itu tersusun sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan nada yang harmoni, bagaimana susunan nada itu yang terdri dai 1 dan ½ selang nada dapat menciptakan saebuah keindahan, bagaimanakah musik bisa mempengaruhi jiwa dan raga, bukankah itu kebesaran Allah SWT? Selain itu ilmu Musik juga ada kaitannya dengan ilmu tajwid, tariqat dan sebagainya.
Penutup
Jadi halal haramnya musik itu tergantung setiap orang yang melakukannya, sama seperti hal-hal lain. Bahkan shalat pun bisa menjadi sesuatu yang haram apabila melaksanakannya selalu dalam kelalaian.
Dan terakhir saya butuh keritik dan saran bagi pembaca artikel ini, berhubung karena Ilmu saya sangat minim sekali. Terutama dalam mengutip sebuah ayat perlu pengatahuan yang tinggi. Seharusnya mengutip sebuah ayat itu harus mengatahui Ilmu Asbabun Nuzul dsb. Artikel ini tampa catatan kaki, oleh karena saya lupa dari mana sumbernya, karena ini merupakan pengatahuan saya yang pernah saya dapatkan dan hasil pikiran sendiri. Adapun ayat Al-Qur’an yang saya kutip juga merupakan usaha saya mencari langsung dari mushaf Al-Qur’an yang sesuai dengan masalah tersebut. Jadi tulisan ini cuma hasil coret-oretan saya dan boleh juga anda katakan tulisan ini kurang ilmiah karena memang ini bukan karya ilmiah.
Dan semoga petunjuk Allah SWT senangtiasa selalu menyertai terutama diri saya pribadi…
By: Abrah
Catatan: Pengatahuan saya terbatas tentang ilmu Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunya sebuah ayat) dan Ilmu-ilmulain yang berkaitan dengannya, tapi saya tetap yakin bahwa ayat ini berhubungan dengan musik. Saya lebih yakin setelah membaca tafsir Al-Misbah mengenai ayat ini. Jadi saya meminta maaf apabila dalam artikel ini saya salah dalam mengutip ayat, itu karena pengatahuan saya masih rendah dibanding pengatahuan anda.
Kebahagiaan manusia adalah salah satu harapan Allah SWT atas hambanya, dimana Allah SWT mewariskan dan mengamanatkan dunia dan isinya sebagai fasilitas untuk beribadah kepadaNya. Allah SWT menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk sebagaimana ayat 33 diatas tadi. Ayat 31 surah Al-A’raf diatas jelas sekali menyinggung tentang perhiasan dunia. Menurut saya, perhiasan dunia sudah termasuklah kemewahan, hiburan dan sebagainya yang mengandung kindahan tapi dengan batas jangan berlebih lebihan. Sedangkan ayat 32 surah Al-A’raf maksudnya bahwa perhiasan dunia itu dikeluarkan untuk hamba-hambaNya yang beriman dan itu merupakan rezeki dari Allah SWT, kenapa kita mesti menolaknya!. dan Allah SWT berfirman pada akhir ayat 32 tadi “Siapakah yang mengharamkannya”?.
Ayat 32 diatas menjelaskan bahwa yang diharamkan itu hanyalah segala sesuatu yang buruk. dan siapakah yang mengatakan bahwa musik adalah sesuatu yang buruk! Allah SWT tidak menyukai orang yang mengada-adakan sesuatu padahal ia tidak mengatahuinya (akhir ayat 32 di atas). Mereka mengharamkan musik tapi mereka tidak mengatahui apakah hakikat musik itu, mereka tidak mengatahui bahwa dalam musik itu banyak keajaiban dan kebesaran Allah di dalamnya.
Pengalaman ke-2
Peristiwa kedua dari sekian banyak perisrtiwa yang pernah saya alami dan sangat menyinggung hati ketika suatu waktu dilaksanakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di kampung saya. Kebetulan waktu itu saya yang memimpin musik dengan keyboard dengan lantunan lagu-lagu shalawat sebagai hiburan sebelum dan selesainya acara. Waktu itu pembawa hikmah Maulid dibawakan oleh seorang Ma’had dari pesantren As’adiyah Sengkang (sejajar dengan Mahasiswa). Dimana pada saat ceramahnya berjalan beberapa lama, langsunglah ia membahas mengenai Pemuda dan diantara point pembahasannya bahwa hal yang merusak pemuda kita sekarang ini salah satunya adalah musik. Perasaan saya tersinggung, dalam hati saya mengatakan, Ya Allah… Apakah penceramah itu ada dalam kontrolmu, apakah kata yang keluar dari mulutnya adalah restumu, atau apakah dia sudah termasuk orang-orang yang mengada-adakan sesuatu sedang ia tidak mengatahuinya sebagaimana yang Engkau firmankan!.
Mengapa anda mengharamkan musik, bukankah anda orang berilmu! Orang berilmu harus menghormati setiap Ilmu. Orang berilmu yang takabburlah yang mengatakan bahwa musik itu haram. Musik adalah Ilmu Dunia, ciptaan Allah untuk hambanya di Dunia sebagaimana ilmu-ilmu yang lain. Ilmu dunia juga haruslah dituntut seperti Ilmu Fisika, Biologi, Geografi, Ilmu yang berhubungan dengan kesehatan dan sebagainya.
Mengapa ilmu dunia harus dituntut! Perhatikan sabda Rasululluh yang artinya “Tuntutlah Ilmu walau di Negeri Cina”. Sebelumnya kita harus yakin bahwa setiap sabda Beliau selalu mengandung hikmah yang sangat luas, semakin dikaji semakin meluas bagaikan menggali sumur, semakin digali semakin dalamlah ia. Setiap sabdanya merupakan Ilmu yang sangat besar oleh karena segala perkataan dan perbuatan Rasulullah SAWi selalu dalam genggaman Allah SWT dan merupakan tanggung jawab Allah SWT.
Mengapa Rasululluah mengatakan “Tuntutlah Ilmu walau di Negeri Cina”! padahal masih banyak negeri-negeri yang lain yang penduduknya mayoritas muslim. Memang Negeri Cina sejak dulu perkembangannya sangat baik khususnya pada bidang ilmu pengatahuan. Bahkan di zaman sebelum Nabi Muhammad SAW hidup, hanya ada dua negara adikuasa di dunia, yaitu Cina (Zaman dinasti Han) dan Roma, sedangkan Nabi Muhammad SAW hidup tahun 571 M - 632 M. Di zaman itu, Dinasti Sui yang baru saja berdiri dan kemudian digantikan oleh Dinasti Tang. Dan kita ketahui bersama bahwa di Negeri Cina, disana orang-orang menuntut ilmu tidak lain adalah ilmu dunia belaka. Menurut saya, Rasulullah SAW sendiri memerintahkan setiap ummatnya menuntut ilmu duniawi walaupun perintahnya itu secara tidak langsung. Inilah salah satu pernyataan bahwa Ilmu dunia juga harus dituntut dan lebih penting bahwa dengan ilmu dunia dapat membuat kita dekat kehadirat Allah SWT karena dengan Ilmu pengatahuan dapat mengantarkan manuasia atas kebesaran Allah SWT. Seperti dengan ilmu Biologi, kita dapat mengatahui betapa besar kuasanya Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan, bagaimana manusia, hewan dan tumbuhan itu bisa hidup yang mana banyak sekali proses yang terjadi di dalamnya sehingga mereka bisa mekar di dunia ini. Dalam ilmu Geografi orang mempelajari tentang bumi ini dan sebagainya, bagaimana Allah SWT menurunkan air dari langit dan sebagainya. Dalam Ilmu Fisika juga mempelajari tentang Alam ini, bagaimana bumi, bulan dan sebagainya berputar pada porosnya, semua itu tidak jauh dari kebesaran Allah SWT. Khususnya dalam Ilmu Musik disana juga orang belajar tidak terlepas dari kebesaran alam ciptaan Allah SWT. Bagaimana nada itu tercipta dan bisa menjadi sesuatu yang indah, bagaimana enam tali gitar yang berbeda itu tersusun sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan nada yang harmoni, bagaimana susunan nada itu yang terdri dai 1 dan ½ selang nada dapat menciptakan saebuah keindahan, bagaimanakah musik bisa mempengaruhi jiwa dan raga, bukankah itu kebesaran Allah SWT? Selain itu ilmu Musik juga ada kaitannya dengan ilmu tajwid, tariqat dan sebagainya.
Penutup
Jadi halal haramnya musik itu tergantung setiap orang yang melakukannya, sama seperti hal-hal lain. Bahkan shalat pun bisa menjadi sesuatu yang haram apabila melaksanakannya selalu dalam kelalaian.
Dan terakhir saya butuh keritik dan saran bagi pembaca artikel ini, berhubung karena Ilmu saya sangat minim sekali. Terutama dalam mengutip sebuah ayat perlu pengatahuan yang tinggi. Seharusnya mengutip sebuah ayat itu harus mengatahui Ilmu Asbabun Nuzul dsb. Artikel ini tampa catatan kaki, oleh karena saya lupa dari mana sumbernya, karena ini merupakan pengatahuan saya yang pernah saya dapatkan dan hasil pikiran sendiri. Adapun ayat Al-Qur’an yang saya kutip juga merupakan usaha saya mencari langsung dari mushaf Al-Qur’an yang sesuai dengan masalah tersebut. Jadi tulisan ini cuma hasil coret-oretan saya dan boleh juga anda katakan tulisan ini kurang ilmiah karena memang ini bukan karya ilmiah.
Dan semoga petunjuk Allah SWT senangtiasa selalu menyertai terutama diri saya pribadi…
By: Abrah
Kunjungi saya di www.abrahkreatif.blogspot.com
2 komentar:
maaf sebaiknya anda coba mendalami..
Music di ciptakan oleh orang kafir untuk menyembang selain allah.. musik tidak ada di dalam hadis..
sholawat saja sekarng banyak yang di adaka2an atau di buat sendiri..
shalawat hanyalah satu. yaitu yg artinya :
“Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafaqun ‘Alaihi]
allah hanya menerima shalawat nabi.
islam tidak sama dengan agama lain..
jadi jgn masukkan ajaran atau budaya umat lain ke agama islam
itu adalah contoh...
jadi anda tolong banyak2 yah belajar lagi... shalat jika lalai atau tidak dalam waktunya itu dosa... jangan main haram dulu...
banyak umat manusia yang pintar akan ilmu Biolgi, fisika, kimia, DLL. tp mereka sesat? byk orang ilmuwan tuhan itu tidak ada?
ilmuwan sesat dengan ilmu dunia..
jadi saya setuju dengan lebih banyak membaca al-qur'an...
musik itu haram jika kita mendengarkan musik jika waktu shalat..
Shalat akan tidak diterima jika habis waktunya atau tidak tepat waktunya..
Shalat untuk anak laki2 itu wajib di masjid.
Shalat untuk wanita itu di rumah.
ilmu dunia semata2 untuk menghidupi kita di dunia agar mapan dan kehidupan kita lebih maju.. agar senantiasa lebih mudah dan dapat membantu umat muslim yang kurang mampu.. apa ilmu dunia di pertanggung jawabkan? matematika?fisika?bioligi?
yang di pertanggung jawabkan adalah amal2 kita di dunia.
harta kita di kemanakan? sedekahkan?
shalat?
berpuasa?
dosa2 kita di pertanggung jawabkan..
Al-qur'an mengandung ilmu2 yang sangat dasyat!! dan sangat di pertanggung jawabkan...
Dunia hanyalah tipu daya ingat itu mas!
1. Siapa bilang Musik dicptakan oleh orang kafir?
Notasi musik sebagai dasar musik itu sendiri diciptakan olehs sarjana Muslim. Fakta penting ini diungkapkan pertama kali oleh Jean Benjamin de La Borde, seorang ilmuwan dan komponis Perancis, dalam bukunya Essai sur la Musique Ancienne et Moderne (1780). Dalam bukunya ini La Borde secara alfabet menyebut notasi musik yang diciptakan oleh sarjana Muslim. Notasi itu terdiri atas silabels (yang kita kenal sebagai solmisasi) dalam abjad Arab, yaitu Mi Fa Shad La Sin Dal Ra.
dal= do
ra= re
mim= mi
fa = fa
shad= sol
la =la
sin= si
Menurut La Borde, notasi abjad Arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam bahasa Latin, yang entah bagaimana diklaim sebagai himne St. John.
Transliterasi ini digunakan pertama kali oleh pemusik Italia Guido Arezzo (995-1050) yang terkenal dengan teori Guido’s Hand-nya. Program British Channel 4 yang menayangkan acara sejarah musik mengatakan bahwa Guido-lah pencipta sistem solmisasi, tanpa sedikit pun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan Muslim. Namun, La Borde tidak sendirian. Komposer Eropa lain, Guillaume-André Villoteau (1759-1839), mengambil sikap seperti La Borde, yakni mengakui bahwa solmisasi adalah ciptaan orang-orang Islam.
La Borde melakukan penelitian dengan cara membanding-bandingkan antara notasi yang berasal dari Guido’s Hand dengan notasi berabjad Arab. La Borde sampai pada kesimpulan bahwa Guido’s Hand tidak lebih contekan Guido Arezzo dari sistem notasi yang ditemukan oleh sarjana Muslim.
“Secara fisik, tampilan solmisasi berabjad Arab itu berfungsi sebagai model yang ditiru oleh Guido Arezzo,” tulis La Borde. Ia kemudian membuat monograf yang menampilkan perbandingan yang kritis antara model solmisasi temuan ilmuwan Muslim dan solmisasi yang dibuat Guido Arezzo yang kemudian diakui sebagai notasi musik hingga kini.
Notasi Arab
Notasi Arab digunakan sejak abad ke-9, yaitu ketika ahli-ahli musik Muslim seperti Yunus Alkatib (765) dan Al-Khalil (791), peletak dasar sistem persajakan dan leksikografi Arab, yang diikuti oleh Al-Ma’mun (wafat 833) dan Ishaq Al-Mausili (wafat 850), memperkenalkan sistem notasi dalam bermusik dalam bukunya yang terkenal di Barat, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, selain Kitab Al-Mausiqul Kabir-nya Ibn Al-Farabi (872-950). Temuan Al-Ma’mun dan Al-Mausili diteliti dan dikembangkan oleh Abu Yusuf bin Ishaq Al-Kindi (801-874), Yahya ibn Ali ibn Yahya (wafat 1048), Ahmad Ibn Muhammad As-Sarakhsi (wafat1286), Mansur Ibn Talha bin Tahir, Thabit ibn Qurra (wafat 1288), dan ilmuwan Muslim lainnya. Dominucus Gundissalinus (wafat 1151) dan The Count Souabe Hermanus Reichenau, dua ahli musik Barat, meneliti dan mengembangkan temuan Al-Kindi. Selain itu, teori-teori musik yang diciptakan Ibnu Sina dan Ibnu Rushd juga berpengaruh pada perkembangan musik Eropa sebagaimana teori-teori mereka dalam ilmu kedokteran.
Sebelum Guido Arezzo mengklaim notasi musik dengan Guido’s Hand-nya, teori musik telah berkembang pesat di Spanyol melalui Ziryab (789-857), pemusik andal dan ahli botani yang hijrah dari Baghdad, dan Ibn Firnas (wafat 888) yang memperkenal musik oriental kepada masyarakat Spanyol dan mengajarkannya untuk pertama kali di sekolah-sekolah di Andalusia.
2. Siapa bilang Musik itu gak ada dalam hadist?
menegrtikah anda apakah itu hadist?
hadist adalah segala perbuatan, perkataan dan takrir nabi...
memang rasululah SAW tidak pernah menghalalkan musik lewat perkataanx tapi takrir bliaulah yg menyatakan bahwa musik itu halal...
banyak hadist takrir yg menghalkan musik...!
Posting Komentar