Tata Cara Shalat
Artikel ini saya susun dengan mengumpulkan bahan dari beberapa website dan juga dari pengatahuan yang saya dapatkan sebelumnya di Pesantren, dan yang pasti mushaf Al-Qur'an tetap selalu berada di disamping...
Banyak di antara ummat Islam yang belum memahami peraktek Shalat. Dan banyak yang shalat tapi dia sudah menganggap shalatnya itu sudah benar. Padahal itu belum tentu, Ilmu itu harus kita tuntut sampai hidup kita berkhir diliang lahat. Tulisan saya ini bukan menandakan bahwa saya sudah tau shalat alias shalat saya sudah sempurna dan tak ada kesalahan lagi, tapi setelah menyusun tulisan ini maka Al-hamdulillah saya lebih banyak tahu tentang shalat dari sebelumnya. Dan saya ingat peringatan Allah bahwa ibadah orang berilmu berbeda dengan ibadahnya orang yang tidak berilmu. Shalat kita akan lebih berkwalitas apabila benar-benar kita memahami arti bacaan-bacaaan dalam shalat.
Rasulullah SAW bersabda: Shalatlah sebagaimana engakau melihatku shalat!
Niat
Setiap muslim yang hendak melakukan sesuatu hendaknya berniat sebagai tanda bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang disengaja. Khususnya shalat niat merupakan selalu yang pertama yang sering kita dapatkan di dalam buku fiqhi. Hendaklah berdiri tegak setelah masuk waktu shalat dalam keadaan suci dan menutup aurat serta menghadap kiblat dengan seluruh anggota badannya tanpa miring atau menoleh ke kiri dan ke kanan.
Kemudian memusatkan pikiran sambil berniat untuk melakukan shalat yang ia maksudkan di dalam hatinya tanpa diucapkan. Setelah berniat takbiratul ihram dikumandangkan.
Takbir
Takbiratul ihram, yaitu membaca Allahu Akbar (Allah Maha Besar) sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya ketika takbir.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawahnya, tetapi di atas pusar sambil memandang tempat sujud dan Khusyu'.
Kemudian membaca do'a iftitah. contoh do'a iftitah beserta dengan artinya :
Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati wal,ardha, haniifam, muslimaa(n), wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, ibadah qurbanku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Allah Rabb Semesta Alam).
Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Lalu ta'awwudz (a'udzu billahi minasy syaithanirrajim) (aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk), kemudian membaca Al-Fatihah dan apabila telah selesai dia membaca aamiin.
Surah Al-Fatihah, arti dan tafsirnya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
1) Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
2) Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah Karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya Karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah Karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
3) Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
4) Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
5) Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
6) Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7) Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
8) Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
9) yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Catatan: Terjemahan dan tafsir surah Al-Fatihah di atas saya kutip di software Al-Qur’an digital.
Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya atau tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalihin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.
Kemudian membaca salah satu
misalnya
Ruku'
Kemudian mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahunya lalu ruku' sambil mengucapkan Allahu Akbar selanjutnya memegang dua lutut dengan kedua tapak tangan dengan meratakan tulang punggung. tidak mengangkat kepalanya juga tidak terlalu membungkukkannya dan jari-jari tangannya hendaknya dalam keadaan terbuka.
Dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :
1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung), dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. Kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati lama berdirinya. (Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani).
Diriwayatkan bahwa "Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya."
(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh). (Riwayat Muslim).
3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu.
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam menyerahkan diri). anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah. (Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk). Wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin. (Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam) (HR. Ad-Dharuquthni)
I'tidal
Kemudian bangkit dari ruku' seraya mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu sambil membaca "Sami'allaahu liman hamidah" (Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya) sehingga tegak berdiri dalam keadaan i'tidal, dimana Rasululullaah SAW mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan kalimat di atas. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian membaca do'a : Rabbanaa lakal chamdu mil-ussamaawaati wami wa mil al ardhi umaasyi'ta min syai-in ba'd(u), (Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi serta sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu).
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan sami'allaahu liman hamidah, maka ucapkanlah "rabbanaa lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud).
Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan: Mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya). (Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah).
Sujud
Kemudian sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud bertumpu pada tujuh anggota sujud, yaitu dahi yang termasuk di dalamnya hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung dua tapak kaki. Hendaknya diperhatikan agar dahi dan hidung betul-betul mengenai lantai, serta merenggangkan bagian atas lengannya dari samping badannya dan tidak meletakkan lengannya ke lantai dan mengarahkan ujung jari-jarinya ke arah kiblat. Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.
1. Subhaana, rabbiyal, a'laa (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur) Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. 2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi,hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)
3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh (Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh).
Duduk antara dua Sujud
Bangkit dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, kemudian duduk iftirasy, yaitu bertumpu pada kaki kiri dan duduk di atasnya sambil menegakkan telapak kaki kanan seraya membaca do’a.
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan : Rabbiqhfirlii warchamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii (Wahai Tuhanku ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah (derajat)ku, beri rizqilah aku, berikanlah aku petunjuk, sehatkanlah aku dan ma'afkanlah aku.).
Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).
Sujud setelah duduk
Kemudian sujud lagi sambil mengumandangkan takbir kemudian berdiri sambil mengucapkan takbir untuk memulai rakaat kedua.
Rakaat kedua merupakan kelanjutan dari rakaat pertamaa. Bacaan dan gerakannyapun sama. Hanya saja rakaat kedua tidak ada lagi niat dan doa iftitah. Setelah selesai rakaat kedua maka dilanjutkan dengan duduk Tasyahud Awal.
Duduk At-Tasyaahud Awal.
Duduk tasyahud awal dilaksanakan setelah sujud setelah kedua dari rakaat kedua.
Perhatiakanlah kutipan-kutipan hadits dibawah!
01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku :
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya).
Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin (semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa,ilaha, illallaa (aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah).
Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu (dan aku bersaksi, bahwa muhammad adalah hambaNya dan RasulNya).
Hal ini ketika beliau masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu 'alannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi).
02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.
Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alayna wa 'alaa baadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah. (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh). (Artinya sama dengan yang diatas, Insya Allah).
Catatan: Jari telunjuk diangkat menunjuk kearah kiblat ketika membaca syahadatain (Asyhadu, allaa,ilaha, illallaa Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu) sambil memandang jari telujuk. (Mengenai hal ini saya belum mendapatkan haditsnya. Pengatahuan ini saya dapatkan dari guru saya dan bertanya pada orang sekitar. Silahkan pembaca hubungi saya apabila anda telah mendapatkan haditsnya demi kelengkapan artikel ini. Anda bisa menghubungi saya melalui e-mail atau melalui SMS. Klik link hubungi saya pada website ini).
Setelah Tasyahud Awal maka dilanjutkan dengan tasyahud Akhir. Tapi apabila shalatnya tiga rakaat atau empat rakaat maka rakaat ketiga dan keempat dilanjutkan setelah tasyahud awal. Rakaat ketiga dan keempat sama pelaksanaanya dengan rakaat kedua.
Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir pelaksanaannya selalu diakhir shalat. Tasyahud akhir merupakan rangkaian tasyahud awal tapi tasyahud akhir dilaksnakan diakhir rakaat. Dan perlu diperhatikan bahwa duduk diakhir shalat berbeda dengan duduk di rakaat sebelumnya. Hal ini dinamakan tawarruk, yaitu dengan menegakkan telapak kaki kanan dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kaki kanan, kemudian mendudukkan pantat di lantai serta meletakkan kedua tangan di atas kedua paha. Sambil mengucapkan bacaan yang dicontohkan Rasulullah.
Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.
Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah. Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad (ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad )
Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim (sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Innaka, hamiidummajiid (sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
(ya Allaah, berikanlah berkah kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim (sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Innaka, hamiidummajiid
(sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Setelah Tasyahud Akhir maka dilanjut dengan Salam.
Salam
Salam merupakan rangkaian terakhir ibadah shalat. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa shalat adalah rangkaian ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.
"Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya : Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.
Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih panjang daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua). Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.
Alhamdulillaah (Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya).
Mudah-mudahan ada manfaatnya, semoga ibadah kita khusnya shalat dapat kita laksanakan sebagaimana mestinya yaitu shalat yang di anjurkan Rasulullah.
By: Abrah
Kunjungi saya di www.abrahkreatif.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar